Senin, 30 Mei 2011

KEBERHASILAN MUTLAK

         Ada kebiasaan atau adat suku indian yang wajib dilaksanakan apabila seorang anak indian sudah beranjak dewasa.  Ceritanya berawal dari dua orang suku indian yang sudah beranjak dewasa, lalu ia diperintahkan ayahnya untuk melintasi hutan untuk mencari dan berburu binatang.
Ada target pencarian yang di utarakan si Ayah sedangkan target perburuan adalah apa saja binatang yg ada di hutan yang kira2 bermanfaat untuk mempertahankan hidupnya di hutan atau untuk di bawa pulang.  Sedangkan target pencarian sang ayah memerintahkan untuk mencari kayu Pakulo yang pohonnya jarang sekali ditemukan karna kelangkaanya. Akhirnya dua anak itu berlari dan berjalan memasuki dan menyusuri hutan dengan perlengkapan apa adanya serta berbekalkan sebuah panah.


    Di tengah perjalanan dia bertemu dengan seekor beruang yang besar nya dua kali lebih besar dari badan mereka, tetapi mereka dapat melumpuhkanya, macam2 yang mereka temukan, Ular, Buaya bahkan mereka di hadapkan dengan sungai, jurang atau lumpur hidup yang bisa menenggelamkanya, tetapi mereka mampu mengahapi itu semua.

    Singkat cerita tiga hari tiga malam telah berlalu mereka melalui hutan itu tetapi mereka belum berhasil mendapatkan pohon atau kayu Pakulo yang ayahnya minta dan hanya barang buruanlah yang mereka dapat.
Setibanya di tempat tujuan mereka melaporkan hasil buruanya kepada ayahnya tetapi tidak mendapatkan kayu atau pohon yang ayahnya minta.  Akhirnya sang ayah memerintahkan untuk kembali meyusuri hutan tersebut sampai mendapatkan kayu atau pohon Pakulo yang ayahnya perintahkan.

Berangakatlah dua orang anak Indian itu tampa ragu memasuki dan meyusuri hutan itu kembali untuk mengikuti keinginan ayahnya yaitu mencari pohon atau kayu Pakulo.   Tetapi apa yang di dapat ? mereka hanya mendapatkan jurang,sungai,lumpur hidup binatang buas dan kembali hanya mendapatkan barang buruanya. menghadaplah dua orang anak indian itu kembali, melaporkan buruanya tetapi tidak berhasil mendapatkan apa yang di maksud ayahnya, ... sang ayah berkata....

" Kalian tidak mendapatkan apa yang aku maksud namun kalian telah berhasil melalui hutan dengan selamat, betapa bangganya saya, karana sebenarnya bukan lah kayu atau pohon yang aku harapkan melainkan keberhasilan kalian melintasi hutan, mempertahankan hidup dan menghalau segala rintangan"

    Dari cerita ini tentunya kita dapat mengambil makna atau kesimpulan, bahwa keberhasilan atau kesuksesan hidup bukanlah harus kita mendapatkan apa yang kita inginkan atau kita harapkan, namun keberhasilan dan sukses bisa kita dapat apabila kita bisa menghalau segala rintangan dan problema yang ada dalam kehidupan ini, dan bila kita berhasil dan sukses berarti kita sudah mendapatkanya, dan inilah namanya KEBERHASILAN MUTLAK
Bay the way kayu Pokulo itu ada ngak ya, lalu buat apa ya ?

By Rintosubekti.blogspot.com

Minggu, 29 Mei 2011

SURAT DARI IBU, UNTUK SANG MENANTU


Wahai menantuku,

aku hanyalah seorang ibu yang berbicara atas nama diriku sendiri dengan melihat putriku sebagai istrimu dan engkau sebagai menantuku.  bila engkau membaca pesan ini semoga engkau melihat pula bayang wajah ibu yang telah mengandung dan melahirkanmu, berdiri bersamaku tepat dihadapanmu.

wahai menantuku,

bukankah engkau sudah berjanji akan menjadi imam dunia akherat untuk putriku. bukankah engkau juga telah bersumpah untuk membawanya hingga κέ baka dan memberinya satu tiket ke surga.

wahai menantuku,

bila ada kelemahan dari istrimu dan seribu lagi keburukan yang dilakukannya akibat kelemahan dan juga karena kekurangan darinya, bukankah menjadi tugasmu untuk mendidiknya sekarang, begitu yang seharusnya.

wahai menantuku,

diajarkan kepadamu oleh Nabi bahwa seorang suami tak boleh membiarkan mataistrinya basah walau hanya serupa tetesan embun dini hari. bukankah engkau sebagai suaminya yang harus melindunginya dengan rasa tentram dan aman. maka berikanlah keteduhan bagi jiwanya.

wahai menantuku,

engkau suami yang dipilih اَللّهُ  untuk putriku, bersabarlah terhadap istrimu dan tetaplah bersikap lemah lembut padanya. bukankah engkau menikahinya atas nama اَللّهُ mu maka sayangi dan peliharalah istrimu dengan jalan اَللّهُ .

wahai menantuku,

sebagian besar penghuni neraka adalah perempuan dan itu disebabkan mereka durhaka terhadap suaminya, maka selamatkanlah istrimu dari dosa yang lebih besar. bukankah nantipun engkau akan ditanya tentang tanggung jawab bagaimana kau mengurus mereka dan menjaga jalan surga untuk bisa di lalui oleh yang harus kau bawa serta.

wahai menantuku,

engkau di ijinkan menghukum istrimu sewajarnya namun janganlah mengenai wajahnya dan jangan pula menyentuh tubuhnya hingga meninggalkan jejak luka.

janganlah menghardiknya dengan kata-kata kasar dan umpatan yang merendahkan seolah engkau turut menistakan dirimu sendiri sebab ia juga adalah pakaianmu.
www.inwean.com

Jumat, 27 Mei 2011

BETAPA MISKINNYA KITA



Ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung, dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin. Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin.

Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya.

‘ Bagaimana perjalanan kali ini?’
‘ Wah, sangat luar biasa Ayah’
‘ Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin’ kata ayahnya.
‘ Oh iya? ’ kata anaknya
‘ Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?’ tanya ayahnya.
Kemudian si anak menjawab.
‘ saya saksikan bahwa kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat bahkan lebih.



Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ketengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.



Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.



Kita memiliki patio sampai ke! halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.



Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.



Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya.


Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.


Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi.’



Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.

Kemudian sang anak menambahkan ‘ Terimakasih Ayah, telah menunjukan kepada saya betapa miskinnya kita.’(www.inwean.com)